Liputankota – Rencana pembangunan Bendungan Pasir Kopo mendapat penolakan keras warga Desa Cisimeut, Cisimeut Raya, Nayagati, Sangkanwangi dan Margawangi, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Ribuan tanda tangan pun digalang sebagai bentuk nyata protes masyarakat terhadap rencana proyek pemerintah tersebut.
Ustaz Yudi, salah satu tokoh masyarakat setempat mengatakan pembangunan bendungan Pasir Kopo akan berdampak pada budaya, sosial dan perekonomian warga.
“Perekenomian pasti terdampak. Kami semua warga Desa Cisimeut sepakat menolak pembangunan bendungan Pasir Kopo,” kata Yudi kepada wartawan, Senin (21/9/2020).
Terkait penolakan tersebut, Yudi mengaku, telah menyampaikan langsung kepada Pemerintah Kabupaten Lebak agar Pemerintah Pusat membatalkan pembangunan Bendungan Pasir Kopo.
“Kami sudah datangi pemkab dan diterima Asda I Pak Alkadri. Semua aspirasi masyarakat sudah kami sampaikan,” ujar Yudi.
Apalagi, sambung Yudi, Cisimeut sudah lama dikenal sebagai salah satu desa pejuang yang turut andil dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Terutama dalam pembangunan di Banten.
“Ini sama saja mengubur semua nilai perjuangan,” sebut Yudi.
Terpisah, Alkadri membenarkan, ada perwakilan masyarakat yang datang menyampaikan aspirasi terkait Bendungan Pasir Kopo.
“Aspirasi mereka kami terima dan laporkan kepada pimpinan kemudian kami teruskan kepada pihak yang berkompeten dalam ini pihak pemrakarsanya yaitu kementerian PUPR melalui balai besar BBWSC3,” katanya.
Bendungan Pasir Kopo termasuk proyek bendungan prioritas Tahun Anggaean 2020-2024 untuk didanai melalui skema KPBU. Bendungan ini direncanakan memiliki volume tampungan efektif sebesar 166,21 juta m3 dengan manfaat untuk mengairi irigasi seluas 21.350 Ha, suplai air baku sebesar 3800 lt/detik, PLTA sebesar 20,64 MW, dan pengendali banjir sebesar 288,775 m3/s yang direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2025.(Def)
Komentar